Para pemuda konon adalah calon pemimpin bangsa ini.
Sejak dini pula, sudah seharusnya para pemuda itu belajar arti demokrasi dan konsep kepemimpinan.
Pemilihan Umum (Pemilu) baru akan dihelat pada 2019 mendatang namun hingar bingarnya sudah bergaung sejak saat ini.
Bahkan, di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Ngaglik, Kamis (11/10/2018) tentu saja, saat itu tidak sedang digelar Pemilu Legislatif (Pileg), Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres), atau bahkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tapi akan diadakan Pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (PEMILOS).
Poster dan surat suaranya juga berisi gambar dan nama para calon ketua yang maju dalam ajang pemilihan tersebut.
Para siswa nantinya silih berganti mendatangi TPS, menerima surat suara dari petugas pemungutan suara, mencoblos nama calon di dalam bilik suara, memasukkan surat suara ke dalam kotak suara, hingga mencelupkan jari kelingking ke dalam tinta berwarna ungu.
Gelaran tersebut sengaja dibikin semirip mungkin dengan suasana pemungutan suara dalam pesta demokrasi di negeri ini.
Ini menjadi bagian dari pendidikan pemilih pemula yang belakangan ini semakin gencar dilakukan KPU untuk mendorong partisipasi para pemuda dalam ajang demokrasi.
Ini kali pertamanya Pemilos digelar dan diikuti 555 siswa serta 65 orang guru dan karyawan.
Adapun pada ajang itu ada 4 (empat) calon yang maju dalam bursa Ketua OSIS tersebut yaitu Pandu Putra Kusuma kelas XI IPS 2, Surya Dhimas Kukuh Prasetya kelas XI IPS 2, Rafly Zidan Maulana kelas XI IPS 3 dan Melda Ria Veliantika kelas XI IPS 3.
Menurutnya, ajang ini akan menjadi gambaran bagi para siswa terkait Pemilu mendatang.
Tidak hanya proses dan mekanisme pemilihan suaranya saja melainkan juga bagaimana para siswa dengan hati nurani masing-masing bisa memilah dan memilih kandidat berdasarkan visi misi yang ditawarkan serta sikap kepemimpinannya.
Hasil Pemilos adalah akumulasi keputusan bersama dan semoga bisa dijunjung tinggi oleh seluruh peserta.
Pemilos ini akan melahirkan calon pemimpin dari organisasi sekolah untuk masa jabatan setahun ke depan.
Sebagai konstituen juga menginginkan sosok pemimpin yang bisa mengayomi para siswa dan menampung aspirasi para warga sekolah.
Sosok pemimpin serupa juga diinginkannya dalam Pemilu betulan tahun depan.
Pemimpin ideal adalah sosok yang mampu mengayomi rakyat dan mementingkan kepentingan bersama di atas segalanya.
Hal yang perlu dihindari adalah money politic. jangan sampai ada dan jangan diterima karena memilih calon pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani.
Pemilos sengaja digelar untuk melatih siswa menghadapi Pemilu 2019.
Pihak sekolah berharap dari Pemilos ini tumbuh kesadaran dalam diri siswa untuk turut berpartisipasi menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu sesungguhnya.
Sekaligus, para siswa bisa menjadi kader pelopor di tengah masyarakat terkait kesadaran menggunakan hak pilih dalam Pemilu.
“Penanaman nilai demokrasi memang harus diawali di sekolah karena sangat penting bagi siswa. Dari kegiatan ini mereka bisa belajar aspek demokrasi dan mengetahui proses pemungutan suara. Kami mengarahkan agar siswa tidak golput,” jelas Pembina OSIS SMAN 1 Ngaglik, Suharyono.