Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor: 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta sangat mendukung agar terwujudnya tujuan Pendidikan Nasional tersebut, salah satunya dengan diluncurkannya Pendidikan Khas Kejogjaan (PKJ) oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada 23 Mei 2023. Dengan diluncurkannya Pendidikan Khas Kejogjaan ini, diharapkan Satuan Pendidikan di wilayah DIY dapat mencetak generasi muda yang cerdas, unggul, dan memiliki karakter berbasis budaya Yogyakarta.
Pendidikan Khas Kejogjaan yang akan diimplementasikan pada awal tahun 2024 di seluruh jenjang Pendidikan di DIY bertujuan untuk membentuk Jalma Kang Utama yaitu manusia yang berperilaku utama, yakni sangat baik dan berbudi pekerti luhur. Pokok utama filosofi dari PKJ adalah trilogi: hamemayu hayuning bawono, sangkan paraning dumadi, dan manunggaling kawula gusti. Pendidikan Khas Kejogjaan sangat membantu guru dalam membentuk karakter peserta didik menjadi pribadi yang santun dan berbudi pekerti luhur.
Bagi satuan pendidikan yang menjadi pilot proyek pelaksanaan PKJ tentu hal ini merupakan pengalaman tersendiri. Kegiatan refleksi, evaluasi, perencanaan tindak lanjut dan perbaikan untuk pelaksanaan awal tahun 2024 dapat segera dilaksanakan. Namun bagi satuan pendidikan yang baru akan mulai mengimplementasikan PKJ pada awal tahun 2024 perlu mengambil langkah-langkah konkrit demi tercetaknya generasi muda yang unggul dan berbudi pekerti luhur berbasis budaya Yogyakarta. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh satuan pendidikan untuk menyiapkan diri dalam mengimplementasikan PKJ ini.
Pertama, sosialisasi atau diseminasi materi tentang PKJ kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan harus memahami dan menjalankan terlebih dahulu karakter-karakter khas budaya Yogyakarta. Karena mereka akan menjadi sosok yang diteladani oleh peserta didik secara langsung di sekolah. Salah satu materi essensial dalam pelaksanaan PKJ adalah gerakan masif ‘Ngajeni’ yang berarti menghormati orang lain. Ngajeni ini merupakan singkatan dari ngapurancang, jempol, nyuwun sewu atau ndherek langkung, matur nuwun, monggo, dan injih. Materi pokok lainnya adalah tentang trilogy, filosofi dari PKJ dan bagaimana mengejawantahkannya dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan. Selain itu juga perlu penyegaran tentang nilai-nilai kebudayaan khas Yogyakarta, unggah ungguh, dan tata krama berbahasa Jawa.
Kedua, pembuatan perangkat administrasi dalam pelaksanaan PKJ, diawali dengan pembentukan Tim pelaksana PKJ di satuan pendidikan, rencana pelaksanaan, panduan bagaimana untuk mengimplementasikannnya, dan pengalokasian dana dalam RAPBS. PKJ dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya, Sejarah, Muatan Lokal Bahasa Jawa, dan mata pelajaran lainnya, juga ke dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti teater, kerawitan, seni tari, dan seni musik. Selain itu, PKJ dapat dimplementasikan melalui pembiasaan di sekolah, seperti pada 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun), adab jika bertemu dan berbicara kepada guru dan karyawan, serta adab berbusana.
Ketiga, yaitu peningkatan fasilitas pendukung PKJ, misalnya pengadaan benda/bahan tentang pendidikan budaya Yogyakarta, seperti batik dan perangkat busana adat Yogyakarta. Satuan pendidikan dapat melakukan penambahan bahan pustaka terkait pendidikan karakter dan budaya Yogyakarta seperti unggah-ungguh berbahasa jawa, tata krama, kesenian tradisional, dan budaya Kraton Yogyakarta.
Keempat, pelibatan pihak eksternal yang berperan penting dalam keberhasilan pelaksanaan PKJ, yaitu orang tua peserta didik, Komite Sekolah, Pemerintah Daerah, dan instansi terkait Pendidikan Khas Kejogjaan, seperti Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Dewan Pendidikan, dan Kundha Kebudayaan.
Untuk mencapai kesuksesan dalam mengimplementasikan PKJ diperlukan komitmen, sinergi, dan konsistensi dari seluruh warga sekolah. Harapannya peserta didik memiliki karakter budi pekerti luhur, sehingga memiliki perilaku positif, bermental sehat, dan mampu menghindari hal-hal negatif seperti klithih, bullying dan perkelahian.
*)Dewi Rahayu, Guru, Kepala Perpustakaan Kalpawidya SMAN 1 Ngaglik